Friday, June 8, 2012

makalah bahasa indonesia tentang pabrik semen dan dampaknya


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton.
Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris  menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan  pengetahuan yang mengkaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya.semen termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.
1.2  sejarah PT.SEMEN TONASA
Berdasarkan keputusan MPRS No. II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960, ditetapkan untuk mendirikan pabrik semen di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Desa Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, sekitar 54 km sebelah utara Makassar. Pabrik Semen Tonasa Unit I merupakan proyek di bawah Departemen Perindustrian dan merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cekoslowakia yang dimulai sejak tahun 1960 dan diresmikan pada 2 November 1968. Pabrik ini menggunakan proses basah dengan kapasitas terpasang 110.000 ton semen/tahun. Pada 1984 pabrik Semen Tonasa Unit I dihentikan pengoperasiannya karena dianggap tidak ekonomis lagi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 tahun 1971 tanggal 8 September 1971, Pabrik Semen Tonasa ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1975 tanggal 9 Januari 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat, berdasarkan persetujuan Bappenas No. 032/XC-LC/B.V/76 dan No. 2854/D.1/IX/76 tanggal 2 September 1976 dibangun pabrik Semen Tonasa Unit II. Pabrik yang merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kanada ini beroperasi pada 1980 dengan kapasitas 510.000 ton semen/tahun dan dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen/tahun pada 1991. Pabrik Semen Tonasa Unit II terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, yang berjarak sekitar 23 km dari Pabrik Semen Tonasa Unit I.
Pada tahun 1982, berdasarkan persetujuan Bappenas No. 32 XC-LC/B.V/1981 dan No. 2177/WK/10/1981 tanggal 30 Oktober 1981 dilakukan perluasan dengan membangun Pabrik Semen Tonasa Unit III yang berada di lokasi yang sama dengan Pabrik Unit II. Pabrik yang berkapasitas 590.000 ton semen/tahun ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat, Pabrik selesai pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 3 April 1985.
Berdasarkan Surat Menteri Muda Perindustrian No. 182/MPP-IX/1990 tanggal 2 Oktober 1990 dan Surat Menteri Keuangan RI No. S1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990, dlakukan perluasan dengan membangun Pabrik Semen Tonasa Unit IV yang berkapasitas 2.300.000 ton semen/tahun. Pabrik berlokasi dekat Tonasa Unit II dan Unit III.
1.3  Perumusan Masalah
a.    tumbuhan apa saja yang cocok ditanami untuk lahan yang telah diambil batunya.
b.    Jenis hewan apa yang hidup dilokasi pertambangan, apakah hewan tersebut punah atau dipindahkan
c.    Dampak positif dan negative pabrik semen bagi lingkungan dan dari segi ekonominya.


1.4  Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
a.    Mengetahui tumbuhan apa saja yang cocok ditanami untuk lahan yang telah diambil batunya.
d.    Mengetahui Jenis hewan apa yang hidup dilokasi pertambangan, apakah hewan tersebut punah atau dipindahkan
b.    Mengetahui Dampak positif dan negative pabrik semen bagi lingkungan dan dari segi ekonominya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumbuhan yang cocok untuk lahan yang telah diambil bahan bakunya
Lahan yang telah dimbil batunya/ bahan-bahannya yang kiranya berguna dalam pembuatan semen itu tidak dibiarkan menjadi lahan yang kosong begitu saja. PT.SEMEN TONASA tentunya menghijaukannya kembali dengan cara menanaminya dengan tumbuhan yang cocok. Tumbuhan apa sajakah yang cocok? Berdasarkan hasil observasi PT. SEMEN TONASA, pohon pinus cocok untuk lahan yang telah diambil tanah/ batunya.
2.2 Jenis hewan yang hidup di lokasi pertambangan
Lahan yang telah digarap/ di ambil batunya tentunya akan membentuk lubang. Nah, lubang inilah yang berikutnya diisi dengan air sehingga membentuk sebuah danau kecil, dan kemudian selanjutnya diisi bibit-bibit ikan.
2.3 Dampak keberadaan perusahaan semen terhadap lingkungan
1.     Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu keseimbangan lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air tanah.
2.    Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon dioksida (CO2) dalam jumlah yang banyak sehingga sangat mempengaruhi kondisi atmosfer dan mempercepat terjadinya pemanasan global. Misalnya: Meningkatnya suhu udara perkotaan. Menurut International Energy Authority: World Energy Outlook, produksi semen ortland menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan berbagai sumber.
3.    produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara bebas sehingga mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan. Studi kesehatan lingkungan menyebutkan, bahwa debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis.
4.    Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat
5.    Ternyata tidak semua berdampak negative bagi lingkungan buktinya lahan yang berbentuk lubang bekas tambang diberi air dan menjadi sarana bagi masyarakat untuk memancing.
2.4    Dampak keberadaan pabrik semen dari segi ekonomi.
a.    Dengan adanya pabrik semen ini dapat menciptakan banyak lapangan kerja sehingga mengurangi angka pengangguran
b.    Karena perusahaan ini merupakan milik Negara, secara otomatis memberikan pendapatan terhadap Negara.
c.    Pabrik semen Tonasa ini dapat memproses sampah-sampah menjadi bahan bakar pembuatan semen, sehingga sampah sampah yang berasal dari daerah-daerah sekitar dapat dijual ke PT.SEMEN TONASA melalui agen-agen.




BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Lahan yang telah diambil bahan bakunya dapat ditanami pinus dan lahan yang berbentuk lubang diberi air dan menjadi sarana bagi masyarakat untuk memancing.
Adapun hewan yang hidup pada lahan pertambangan yaitu ikan. Dampak bagi lingkungan yaitu eksplorasi, pemanasan global dan lain-lain, sedangkan dampaknya dalam bidang ekonomi yaitu menciptakan lapangan kerja, pendapatan Negara dan lain-lain

3.2      Saran
Pembuatan / pengolahan semen sangatlah mendukung kemajuan suatu Negara ,namun  yang jangan dilupakan yaitu masalah kelestarian alam sekitar, fauna yang hidup dialam sekitar serta limbahnya.



Daftar Pustaka

1 comments:

Info Training TMC Bandung said...

nice
www.titianmc.co.id
infoahlik3.wordpress.com

Post a Comment

 
;